BeritaDaerah

Mengenaskan, Proyek Wisata Mlaten Ratusan Juta Rupiah Mangkrak

Kolam renang Tirto Arum bernasib tragis, layu sebelum berkembang.

Mojokerto, harianjatim.net – Proyek wisata Desa Mlaten di Dusun Bedog, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terbengkalai. Padahal program wisata desa yang dirintis sejak tahun 2019 – 2024 lalu telah menyedot APBDes kurang lebih Rp 1 miliar. 

Boro-boro mendatangkan income desa, negara dipastikan dirugikan oleh kebijakan dengan perencanaan dinilai asal-asalan macam ini. 

Pujasera pemandian Tirto Arum gagal angkat potensi UMKM.

Kini destinasi wisata yang telah diresmikan era Bupati Ikfina Fatmawati Juli 2024 itu tampak mengenaskan. Kolam renang yang diberi nama Tirto Arum di atas lahan seluas kurang lebih 1 hektar itu banyak mengandung lumpur dan mengeluarkan bau busuk menyengat. 

Sementara bangunan pujasera yang disiapkan sebagai pendukung UMKM tak kalah memprihatinkan. Selain sangat kotor, sekeliling bangunan beratap genting plat aluminium itu ditumbuhi tanaman liar yang menutup pintu masuk tempat itu. 

Panggung dari dana Pokir Rp 300 juta, tak tuntas

Panggung kesenian senilai Rp 300 juta yang bersumber dari Pokir anggota DPRD Kabupaten Mojokerto, Akiyat dari partai Hanura juga tak kalah parah. Bangunan setengah jadi itu tak bermanfaat sama sekali. Alih-alih memberikan income bagi desa, malah merugikan penduduk desa. Karena Tanah Kas Desa (TKD) yang seharusnya berguna sebagai suksesi kemakmuran rakyat dan mendongkrak ketahanan pangan malah tak bisa dimanfaatkan sama sekali. 

Ironisnya, pihak desa tak dapat memastikan kapan program wisata desa ini berlanjut. Dengan dalih keterbatasan anggaran dan penolakan warga. 

Di lokasi, area terpencil ini tampak tak terurus. Tak hanya sepi, lokasi ini kelihatan angker. Hanya beberapa pemuda tampak membawa kail untuk alat memancing di sungai sampai panggung. 

Yang tampak paling tragis adalah kondisi kolam renang. Tidak hanya dipenuhi lumpur dan paralon paralon bekas lengkap dengan bau busuk menyengat, fasilitas kolam renang banyak yang rusak. Seperti jebolnya pintu toilet akibat vandalisme hingga kerusakan bangunan loker penitipan barang. 

Tenda loker ini diduga sejak lama rusak akibat terkena efek panas dan hujan. Tapi  juga lokernya yang terbuat dari triplek mengalami nasib tak kalah memilukan. Sementara di sekeliling kolam juga ditumbuhi tanaman liar yang kelihatan tak terurus. 

Dikonfirmasi atas kondisi ini, Kades Mlaten, Dwi Siswarini menampik program wisata desanya dikatakan mangkrak. “Tidak mangkrak itu. Masyarakat ada pro kontra. Untuk sementara biar tenang dulu,  nanti ke depan kelanjutannya seperti apa, ” Tepisnya dihubungi wartawan di kantornya, Rabu (22/10/2025). 

Ia pun berkilah ke depannya akan di tata lagi seiring dengan pengurusan Bumdes baru. “Untuk panggung, anggaran sebesar itu kan tidak bisa selesai, kita rencanakan ke depannya seperti apa. Kita bertahap sejak 2019, akan saya lihatkan. Kalau global tidak bisa, ” Imbuhnya. 

Menurutnya, proyek ini sudah diresmikan bupati. “Itu bukan mangkrak, itu berdasar anggaran. Itu ada di RPJM saya, berhubung ada pro kontra masyarakat dan mereka tidak bisa menerima karena TKD, ” Elaknya lagi. 

Ia menargetkan 6 tahun selesai. “Sudah dimanfaatkan, seminggu sampai Rp 1 juta (pemasukan), ” Katanya meski enggan mengungkapkan berapa lama program wisata desa ini beroperasi. 

Kades perempuan ini pun menghindar ditanya perihal proyeknya tersebut. Ia ngacir dan pergi ketika dikonfirmasi awak media. Ia terkesan cuci tangan dan meminta Achmad, Kasi Kesra yang adalah mantan Kasi Pembangunan Desa Mlaten melanjutkan wawancara.

Sebagaimana kades, Achmad sendiri menolak ketika disinggung biaya total proyek ini. 

Ditemui terpisah, Inspektur Pemkab Mojokerto, Zaqqi langsung bergerak cepat merespon proyek Mlaten. “Nanti akan kami telusuri terjadinya ini seperti apa. Kenapa sampai mangkrak,” Tegasnya. 

Inspektur juga menyatakan akan berkoordinasi dengan dengan OPD terkait untuk menuntaskan persiapan ini. (Yu) 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button