
KEDIRI – Dalam peringatan Hari Kartini 2025, Srikandi PLN UP3 Kediri bersama Yayasan Baitul Maal (YBM) PT PLN (Persero) menunjukkan bahwa semangat Kartini bukan sekadar slogan tahunan, tetapi panggilan untuk bertindak nyata. Melalui program sosial bertajuk “Peduli Disabilitas”, PLN menyalurkan kursi roda kepada penyandang disabilitas yang membutuhkan, Selasa (29/4/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari transformasi nilai Kartini di era modern: membela aksesibilitas, mendorong kesetaraan, dan membangun solidaritas di tengah masyarakat. Salah satu penerima manfaat, Ari Nugroho (42), tak kuasa menahan haru saat menerima kursi roda yang selama ini ia butuhkan. Hidup sendiri sejak kepergian orang tuanya, Ari selama ini hanya bisa bergantung pada bantuan tetangga untuk menjalani aktivitas sehari-hari.
“Saya tidak menyangka bisa mendapat perhatian seperti ini. Terima kasih kepada PLN dan semua yang peduli. Ini sangat berarti bagi saya,” ucap Ari dengan penuh rasa syukur.
Bagi PLN, bantuan ini bukan sekadar kegiatan seremonial tahunan. Ini adalah bagian dari strategi sosial jangka panjang untuk menghadirkan keadilan dan kemanusiaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang lebih inklusif dan responsif.
“Perjuangan Kartini hari ini bukan hanya soal perempuan, tapi tentang siapa pun yang berada dalam situasi tidak setara,” ujar Yaniar Indra Dewi, perwakilan dari Srikandi PLN Kediri. “Kami ingin menunjukkan bahwa keberpihakan kepada kelompok rentan seperti penyandang disabilitas harus diwujudkan dalam bentuk konkret.”
Langkah progresif ini menegaskan bahwa perempuan PLN, yang tergabung dalam gerakan Srikandi, memiliki peran strategis dalam membangun Indonesia yang lebih inklusif. Tak hanya berkiprah dalam sektor ketenagalistrikan, mereka juga menjadi motor penggerak perubahan sosial yang berdampak langsung pada kehidupan masyarakat.
Lebih dari sekadar menyalurkan alat bantu, PLN mendorong masyarakat untuk membangun budaya saling peduli dan meruntuhkan stigma terhadap penyandang disabilitas. Dengan mobilitas yang lebih baik, penyandang disabilitas berpotensi untuk hidup lebih mandiri dan berdaya.
Di tengah dunia yang semakin kompleks, aksi nyata seperti ini menjadi pengingat bahwa kemajuan harus dirasakan oleh semua. Hari Kartini 2025 di Kediri membuktikan: perubahan tidak datang dari pidato, tetapi dari tangan-tangan yang mau bekerja dan hati yang tergerak untuk berbagi.