Retarding Basin dan Normalisasi Tekan Luberan Kali Lamong
Kabid Sumber Daya Air, DPUTR Gresik, Ubaidilah

Gresik, harianjatim.net – Pembangunan retarding basin, kolam retensi di Desa Tambakberas Kecamatan Cerme dan kegiatan normalisasi Kali Lamong hingga kini dinilai efektif menekan luberan air Kali Lamong.
Potensi banjir tahunan, khususnya di Wilayah Gresik Selatan akibat luapan sungai sepanjang 58 kilometer yang itu berangsur berkurang.
Sejumlah desa yang tersebar di Kecamatan Benjeng, Balongpanggang, Cerme, Kedamean yang biasa langganan banjir. Dalam periode yang sama masih menunjukan kondisi nihil genangan air. Di area permukiman maupun sawah.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA), Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik, Ubaidilah mengungkapkan normalisasi Kali Lamong dilakukan mulai tahun 2021. Termasuk daerah aliran sungai (DAS) Kali Lamong.
“ Tahun 2021 hingga tahun 2024 kita sudah melakukan kegiatan normalisasi Kali Lamong sepanjang 44 kilometer dari total panjang 58 kilometer. Semenyara anak Kali Lamong mencapai 100 kilometer,” ungkap Ubaidilah di kantornya, Kamis (2/1/2025).
Tahun 2024 berhasil menormalisasi Kali Lamong sepanjang 10 kilometer dan sejumlah saluran pembuang serta jaringan irigasi.
“ Tahun ini (2025) rencana kerja tetap sama. Menuntaskan normalisasi Kali Lamong dan penambahan pembangunan retarding basin. Seperti yang dicanangkan Pak Bupati, pengendalian Kali Lamong,” tambahnya.
Dalam proses penanganan normalisasi Kali Lamong tidak semua berlajan lancar kondisi lapangan jadi tantangan. Tingkat kesulitan di daerah hilir.
“ Penanganan Kali Lamong paling alot di daerah hilir. Daerah Kebomas kebawah sampai muara. Akses lokasi banyak bangunan dan pohon mangrove,”tandasnya.
Retarding Basin yang berada di Desa Tambakberas bisa terbangun pertengahan tahun 2024.
“ Jika satu titik kurang maksimal. Meski hingga kini terpantau kinerja pembangunan retarding basin dan kegiatan normalisasi setidaknya membuahkan hasil menekan ancaman potensi luberan Kali Lamong,” tandasnya.
Target 3 titik, 1 Titik Butuh Lahan 10 ha
-Satu pembangunan Retarding Basin membutuhkan luasan lahan sekitar 10 hektar. Pihaknya sementara menargetkan pembangunan kolam retensi yang berfungsi mengendalikan banjir itu di 3 titik lokasi. Antara lain di Desa Wotansari Kecamatan Balongpanggang, Desa Sedapurklagen Kecamatan Benjeng serta Desa Cermen Kecamatan Kedamean.
“ Menyesuaikan anggaran, sementara target kita bisa menambah retarding basin di 3 titik. Namun kita menunggu pembebasan lahan selesai dulu,” ujar Ubaidilah.
Ia menjelaskan kinerja retarding basin menampung sementara debit air dari Kali Lamong. Sistem buka tutup.
“ Jika debit air Kali Lamong terpantau naik, sebagian kita alirkan menuju retarding basin. Kita tampung sementara di kolam retensi. Kemudian kita alirkan lagi menuju Kali Lamong menuju laut. Begitu seterusnya. Intens buka tutup pintu air,” jelas Ubaidilah.
Retarding basin yang terbangun di Desa Tambakberas mampu menmapung 180 ribu meter kubik air. Terdapat tanggul, kolam serta bangunan pelengkap.
“ Selain mengurai debit air Kali Lamong, terbangunnya retarding basin diharapkan jadi sumber air untuk suplai ke lahan pertanian, terutama masuk musim kemarau,” tambahnya.
Selain retarding basin dan normalisasi Kali Lamong. Sejumlah pembangunan jaringan irigasi, saluran pembuang serta perbaikan waduk jadi skala prioritas agenda kerja.
“ Sebagai upaya mendukung program swasembada pangan. Kita mendukung sektor pertanian,” pungkasnya. (dik)